TAUBAT
Kata taubat berasal dari bahasa arab at-taubah yang berarti ruju’ atau kembali.
Namun kita bersama tahu bahwa taubat tidak semudah seperti membalik telapak tangan, taubat membutuhkan jiwa besar, keberanian dan sikap yang bertanggung jawab. Taubat merupakan salah satu wujud pengakuan diri atas pengingkaran terhadap peraturan yang ada, sedangkan tidak semua orang mampu menunjuk dirinya sendiri bahwa apa yang telah diperbuatnya adalah salah atau tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Yang sangat umum dilakukan manusia adalah pengingkaran terhadap peraturan agama Islam, dimana seseorang sudah tidak merasakan penyesalan jika melakukan pelanggaran aturan agama Islam sering kita sebut melakukan perbuatan dosa. Hal ini dicontohkan oleh kehidupan kita sehari-hari yang semakin lama antara kehidupan yang halal dan yang haram semakin kabur atau tidak jelas. Ini terbukti dengan korupsi yang meraja rela, pencurian, pembunuhan, perzinaan, kebohongan, dan lain sebagainya. Namun perbuatan pelanggaran tersebut sangat sulit diakui oleh para pelakunya bahwa itu adalah perbuatan yang salah dan merupakan bentuk pelanggaran terhadap peraturan.
Jika seseorang melakukan perbuatan dosa atau pelanggaran terhadap aturan yang berlaku adalah sebuah kemuliaan dihadapan sesamannya maupun dihadapan Allah SWT. Oleh karena itu bertaubat adalah suatu hal yang dapat menjadikan diri kita untuk kembali kejalan yang benar yaitu jalan yang diridhoi Allah SWT.
Membersihkan diri dari perbuatan dosa memang tidak bisa dipungkiri bahwa itu suatu hal yang sangat sulit pula, namun alangkah baiknya jika seseorang berusaha dengan sekuat tenaga dan hati untuk menghindari setiap hal-hal yang termasuk larangan Allah Swt.
Setiap kejadian yang kita alami merupakan kehendak Allah Swt, hal itu bisa terjadi karena ujian, teguran, dan rizki. Apapun bentuk pemberian Allah kepada kita marilah kita syukuri adanya dan kita sikapi dengan sebuah instropeksi diri. Jika itu adalah ujian maka disikapi dengan kesabaran yang penuh keikhlasan dan tetap mengarunginya dengan sungguh-sungguh dan tetap pada garis hokum Allah, jika itu adalah sebuah teguran maka hendaknya segera instropeksi diri, berbenah diri dan bertaubat yang sesungguh-sungguhnya, dan jika itu adalah rizki maka harus kita syukuri dengan seraya mengaplikasikan sebuah peningkatan dalam beribadah, dan berbuat baik kepada sesama.
Gerakan perasaan bersalah untuk mengakui setiap kesalahan yang dilakukan harus dibangkitkan, agar setiap orang akan selalu menyesal dan bertaubat jika melakukan kesalahan dan kekhilafan.
Jika pengakuan kesalahan dengan disertai penyesalan dan mau bertaubat maka perselisihan dan sikap mau menang sendiri dapat dihindari. Selama usia masih belum berakhir maka pintu taubat dan pintu ampunan Allah Swt. masih terbuka lebar. Oleh karena itu marilah kita bertaubat yang disertai dengan kembali kejalan tuntunan hidup yang diridhoi Allah Swt.
Post a Comment for "TAUBAT"